AGROFORESTRY DI LAHAN GAMBUT PADA HKm SERIBU TEMUNUNG

0
1135

Hutan Kemasyarakatan yang merupakan salah satu skema dari Perhutanan Sosial merupakan bagian dari usaha Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dengan  pengelolaan hutan berbasis pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan prinsip-prinsip: manfaat dan lestari, swadaya, kebersamaan dan kemitraan, keterpaduan antar sektor, bertahap, berkelanjutan, spesifik lokal, dan adaptif. Program Pemerintah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini mulai bergerak dan mendapatkan respon dari masyarakat sekitar hutan yang didampingi oleh Penyuluh Kehutanan setempat. Prinsip pemberdayaan masyarakat sedikit demi sedikit mulai diterjunkan dengan memberikan stimulan yang sifatnya dapat dilaksanakan dengan kebersamaan dan bekerja secara bergotong-royong dengan melakukan sistem agroforestry,  yang dilakukan penanaman pada Ijin Perhutanan Sosial yang telah dimiliki oleh Gapoktan Seribu Temunung.

Profil Gapoktan Seribu Temunung

Gapoktan seribu Temunung merupakan kumpulan dari 3 (tiga) Kelompok Tani Hutan yaitu Kelompok Tani Hutan Keramat Indah; Kelompok Tani Hutan Tanjung Keramat ; dan Kelompok Tani Hutan Sungai Keduyan. Kelompok yang beralamatkan di Desa Atap Kecamatan Semabkung ini beranggotakan 72 (tujuhpuluh dua) orang. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) memilih kepengurusan yang diketuai oleh Seniman, Sekretaris oleh Ahmad.J dan Bendahara Abdul Rajak dengan penunjukan dalam Berita Acara Pembentukan yang disahkan oleh Kepala Desa Atap pada tanggal 08 Mei 2017.

Berdasarkan kekuatan Gapoktan, dengan kesamaan pekerjaan sebagai penggarap lahan maka Gapoktan mengusulkan Ijin Perhutanan Sosial dalam skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) dengan iijin terbit IUPHKm Nomor : SK. 5030/Menlhk-PSKL/PKPS/PS.0/9/2017 tanggal 29 September 2017. lokasi didesa Atap RT 04 Kecamatan Sembakung dengan luas ijin 145 Ha.

Karakteristik tanah di desa Atap dominasi dari oleh lahan dengan karakteristik gambut, dimana lahan gambut yang merupakan jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang sudah mati dan mengalami pembusukan secara alami namun belum terdekomposisi secara sempurna. Gambut yang terbentuk disebagian lahan HKm Seribu Temunung terdapat pepohonan yang tumbang didalam lumpur dan hanya mengandung sedikit oksigen, sehingga jasad retnik tanah sebagai pelaku pembusukan tidak mampu melakukan tugasnya secara baik.

Lahan gambut yang ada di desa Atap berada didataran rendah, sebesar ±100 ha, didominasi oleh tanaman sekunder muda dan semak belukar. Saat ini masih belum tergarap secara optimal.

Berikut adalah data kepemilikan lahan Gapoktan Seribu Temunung yang berada pada Perijinan Perhutanan Sosial Skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) Seribu Temunung

No Nama Kelompok Jumlah

Anggota

Luas Lahan

(Ha)

Status Lahan Sawah/Lahan Kering
1

 

Keramat Indah      27 58,5 HKm Lahan Kering/Gambut
2 Tanjung Keramat 19 28,5 HKm Lahan Kering/Gambut
3 Sungai Keduyan 26 58 HKm Lahan Kering/Gambut
 

Jumlah

72  

145

 

 

Innovasi pemanfaatan Lahan Gambut

Secara lazim tanah gambut mempunyai unsur hara dan tingkat kejenuhan basa (KB) yang rendah namun takaran keasamannya (pH) tinggi. Ciri Ciri Lahan Gambut

  • Daerah yang mempunyai model tanah gambut seringkali digenangi air.
  • Memiliki takaran garam tinggi.
  • Ketebalan menggapai setengah meter lebih.
  • Berwarna hitam kecoklat-coklatan.
  • Pembusukan dari bahan organik yang terkandung di dalamnya tidak sempurna.

Pemanfaatan lahan gambut bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi, serta untuk industri berbasis biomassa. Kuncinya adalah pemanfaatan ilmu dan teknologi yang tepat, sehingga lahan ini bisa memberikan berbagai manfaat, seperti keuntungan ekonomi, ketahanan pangan, energi, hingga perubahan iklim. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Seniman ketua dari Gapoktan Seribu Temunung, bahwa  “Rambutan di desa Atap ini terlihat tumbuh baik dilahan Gambut, sudah ada beberapa warga yang menanam dan menghasilkan produksi yang tinggi”

Rambutan yang ditanam disekitar desa Atap didominasi di Dusun Tembelunuk, sudah banyak menghasilkan produksi dan pemasaran diambil langsung oleh Tengkulak dipasarkan ke Bulungan, Berau dan sekitarnya.

Saat ini, Gapoktan Seribu Temunung,telah melaksanakan penanaman bibit rambutan jenis Binjai sebanyak 1500 bibit dengan kualitas unggul. Bibit tersebut merupakan bantuan dari dana DAK tahun 2018 yang dialokasikan untuk kelompok Perhutanan Sosial ataupun Kelompok Tani Hutan.

 

WAHYUNI SULISTYAWATI, S.HUT

PENYULUH KEHUTANAN MUDA

UPTD KPH NUNUKAN

LEAVE A REPLY

Survey Kepuasan Layanan*
Please enter your comment!
Please enter your name here